Isu tak sedap muncul terkait tes CPNSD Lampung
yang menyebar via broadcast (BC) BlackBerry Messenger. Tiga pemerintah
kabupaten, masing-masing, Pesisir Barat, Tanggamus, dan Lampung Utara,
juga Pemprov Lampung, digadang-gadang melakukan kecurangan dalam
merekrut para calon PNS.
BC yang kebenarannya belum bisa dipertanggungjawabkan itu menyebutkan empat instansi tersebut dianggap telah memiliki nama-nama untuk mengisi kuota formasi CPNSD yang diberikan pemerintah pusat.
Dalam BC itu, peserta CPNSD dari empat instansi tersebut dianggap telah dirugikan oleh pihak panitia. Pasalnya, diduga terdapat unsur kesengajaan untuk mem-blacklist secara langsung para peserta yang mengikuti tes.
Dengan cara memaksakan peserta membubuhkan tanda tangan LJK mengunankan bolpoin atau pena. Diduga dengan cara itu, peserta telah di-blacklist secara langsung. Pasalnya, LJK tidak bisa menerima jawaban menggunakan bolpoin. Artinya, tidak ada kesempatan pelamar untuk menunggu pengumuman dikarenakan terlebih dahulu di-blacklist.
Asisten Bidang Pengawasan Ombudsman RI Perwakilan Lampung Upi Fitriyanti angkat bicara terkait hal itu. Menurutnya, pihaknya siap memproses hal itu bila ada oknum yang mempertanggungjawabkannya.
Tentunya dengan melaporkannya secara langsung ke Ombudsman RI Perwakilan Lampung. ”Hingga kini belum ada laporan yang masuk,’’ ujarnya semalam.
Di sisi lain, pihaknya pun meragukan pernyataan itu. Terlebih tidak ada sumber yang jelas dari penyebar isu itu. ’’Kalau BC belum bisa dipercaya. Tapi, kalau memang terjadi, silakan lapor,’’ ungkapnya.
Salah satu peserta tes untuk formasi guru matematika di Pesisir Barat, yakni Irfaria Putra Irba (24), membenarkan bahwa awalnya, ia telah menandatangani LJK menggunakan pensil. Namun, lantaran instruksi dari pengawas di kelasnya, pihaknya terpaksa mengubahnya menggunakan bolpoin. ’’Ya, saya diminta tanda tangan LJK pakai pena. Ternyata, tidak hanya saya. Info dari teman-teman pun demikian,’’ ujarnya.
Dirinya yang melangsungkan tes di lokasi SDN 2 Podomoro sejak awal memang merasa aneh dengan pernyataan pengawas itu. Pasalnya, pada lembar soal disebutkan semua LJK diisi menggunakan pensil 2B. ’’Tapi, peraturan yang dibacakan pengawas menggunakan pena. Ya, kita ikuti peraturan yang dibacakan pengawas dari lembar tata tertib sebelum tes dimulai,’’ ujarnya yang merasa waswas dengan kebenaran tatib itu.
Lain halnya dengan Ken (25). Peserta CPNSD yang mengikuti tes untuk Pemprov Lampung itu gagal dipengaruhi oleh tatib yang banyak menimbulkan tanda tanya tersebut.
’’Ya, awalnya memang ada pembacaan tatib tanda tangan LJK menggunakan pena. Tapi, saya tetap pakai pensil. Sebab, emang biasanya kalau tes dengan lembar yang dikoreksi dengan komputer kan harus pakai pensil,’’ tuturnya
Hingga tadi malam, Kepala BKD Lampung Syarif Anwar tidak bisa dikonfirmasi. Sambungan telepon yang ditujukan ke ponselnya tidak kunjung diangkat hingga berita ini diterbitkan.
Sementara Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. mengklaim pelaksanaan ujian berjalan dengan tertib, aman, dan lancar. ’’Banyak yang tidak hadir. Tapi, secara umum laporan panitia lancar. Kalau ada yang mengatakan pekerjaan tidak beres, itu biasa. Cuma banyak bicara menilai sebuah pekerjaan,’’ ungkapnya saat meninjau pelaksanaan tes di Universitas Lampung.
Sumber:
http://www.radarlampung.co.id/read/berita-utama/64186-tes-cpnsd-panen-insiden#.UnhzwB9JrH4.facebook
BC yang kebenarannya belum bisa dipertanggungjawabkan itu menyebutkan empat instansi tersebut dianggap telah memiliki nama-nama untuk mengisi kuota formasi CPNSD yang diberikan pemerintah pusat.
Dalam BC itu, peserta CPNSD dari empat instansi tersebut dianggap telah dirugikan oleh pihak panitia. Pasalnya, diduga terdapat unsur kesengajaan untuk mem-blacklist secara langsung para peserta yang mengikuti tes.
Dengan cara memaksakan peserta membubuhkan tanda tangan LJK mengunankan bolpoin atau pena. Diduga dengan cara itu, peserta telah di-blacklist secara langsung. Pasalnya, LJK tidak bisa menerima jawaban menggunakan bolpoin. Artinya, tidak ada kesempatan pelamar untuk menunggu pengumuman dikarenakan terlebih dahulu di-blacklist.
Asisten Bidang Pengawasan Ombudsman RI Perwakilan Lampung Upi Fitriyanti angkat bicara terkait hal itu. Menurutnya, pihaknya siap memproses hal itu bila ada oknum yang mempertanggungjawabkannya.
Tentunya dengan melaporkannya secara langsung ke Ombudsman RI Perwakilan Lampung. ”Hingga kini belum ada laporan yang masuk,’’ ujarnya semalam.
Di sisi lain, pihaknya pun meragukan pernyataan itu. Terlebih tidak ada sumber yang jelas dari penyebar isu itu. ’’Kalau BC belum bisa dipercaya. Tapi, kalau memang terjadi, silakan lapor,’’ ungkapnya.
Salah satu peserta tes untuk formasi guru matematika di Pesisir Barat, yakni Irfaria Putra Irba (24), membenarkan bahwa awalnya, ia telah menandatangani LJK menggunakan pensil. Namun, lantaran instruksi dari pengawas di kelasnya, pihaknya terpaksa mengubahnya menggunakan bolpoin. ’’Ya, saya diminta tanda tangan LJK pakai pena. Ternyata, tidak hanya saya. Info dari teman-teman pun demikian,’’ ujarnya.
Dirinya yang melangsungkan tes di lokasi SDN 2 Podomoro sejak awal memang merasa aneh dengan pernyataan pengawas itu. Pasalnya, pada lembar soal disebutkan semua LJK diisi menggunakan pensil 2B. ’’Tapi, peraturan yang dibacakan pengawas menggunakan pena. Ya, kita ikuti peraturan yang dibacakan pengawas dari lembar tata tertib sebelum tes dimulai,’’ ujarnya yang merasa waswas dengan kebenaran tatib itu.
Lain halnya dengan Ken (25). Peserta CPNSD yang mengikuti tes untuk Pemprov Lampung itu gagal dipengaruhi oleh tatib yang banyak menimbulkan tanda tanya tersebut.
’’Ya, awalnya memang ada pembacaan tatib tanda tangan LJK menggunakan pena. Tapi, saya tetap pakai pensil. Sebab, emang biasanya kalau tes dengan lembar yang dikoreksi dengan komputer kan harus pakai pensil,’’ tuturnya
Hingga tadi malam, Kepala BKD Lampung Syarif Anwar tidak bisa dikonfirmasi. Sambungan telepon yang ditujukan ke ponselnya tidak kunjung diangkat hingga berita ini diterbitkan.
Sementara Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. mengklaim pelaksanaan ujian berjalan dengan tertib, aman, dan lancar. ’’Banyak yang tidak hadir. Tapi, secara umum laporan panitia lancar. Kalau ada yang mengatakan pekerjaan tidak beres, itu biasa. Cuma banyak bicara menilai sebuah pekerjaan,’’ ungkapnya saat meninjau pelaksanaan tes di Universitas Lampung.
Sumber:
http://www.radarlampung.co.id/read/berita-utama/64186-tes-cpnsd-panen-insiden#.UnhzwB9JrH4.facebook
Tidak ada komentar:
Posting Komentar