Warga Pekon Lintik, Krui Selatan Mulai menanam padi di sawahnya,
dengan harapan dapat dipanen dengan maksimal. Foto : Novan Erson
dengan harapan dapat dipanen dengan maksimal. Foto : Novan Erson
Pesisir Barat - Kabupaten Pesisir Barat (KPB) adalah kabupaten
yang baru di lahirkan dari induknya Kabupaten Lampung Barat (Lambar),
banyak pihak menilai jika kabupaten tersebut bisa menjadi lumbung padi
yang bukan tidak mungkin mampu memasok kebutuhan beras hingga tingkat
nasional. Itu didukung dari luasnya area persawahan yang ada, umumnya
dari 11 kecamatan yang ada yaitu Bengkunatbelimbing, Bengkunat, Ngambur,
Pesisir Selatan, Krui Selatan, Pesisir Tengah, Waykrui, Karyapenggawa,
Pulaupisang, Pesisir Utara, dan Kecamatan Lemong, masyarakatnya memiliki
area persawahan.
Demikian dijelaskan salah satu tokoh masyarakat di Kecamatan Krui Selatan, Marwan Hakim, ketika dikonfirmasi wartawan, pada dasarnya setiap masyarakat usai memanen sawahnya hampir dapat dipastikan hasilnya cukup baik dan kualitas bulir padi juga cukup baik. Tidak sedikit masyarakatnya yang mampu terbilang sukses meski hanya dengan mengandalkan dari hasil panen padi. "Sawahnya cukup luas dan jika didukung dengan maksimalnya faktor pendukung lainnya maka bukan tidak mungkin KPB bisa jadi salah satu kabupaten yang mampu memasoki kebutuhan beras hingga tingkat nasional," ujar Marwan.
Menurut Marwan, selama ini permasalahannya adalah dalam waktu satu tahun masyarakatnya hanya mampu memanen sawahnya satu kali, itu juga ketika curah hujan stabil. "Namun ketika musim kemarau, maka area persawahan yang bisa mencapai puluhan bahkan hingga ratusan hektare akan terbengkalai, itu dikarenakan tidak adanya irigasi atau bendungan yang berfungsi mengatur kebutuhan air sawah, begitu juga sebaliknya ketika musim penghujan, kerap kali ketika sawah baru saja ditanam padi, tiba-tiba hujan deras melanda hingga merubah sawah menjadi lautan sehingga padi yang baru berumur beberapa minggu mati dan terancam gagal panen," lanjut Marwan.
Demikian dijelaskan salah satu tokoh masyarakat di Kecamatan Krui Selatan, Marwan Hakim, ketika dikonfirmasi wartawan, pada dasarnya setiap masyarakat usai memanen sawahnya hampir dapat dipastikan hasilnya cukup baik dan kualitas bulir padi juga cukup baik. Tidak sedikit masyarakatnya yang mampu terbilang sukses meski hanya dengan mengandalkan dari hasil panen padi. "Sawahnya cukup luas dan jika didukung dengan maksimalnya faktor pendukung lainnya maka bukan tidak mungkin KPB bisa jadi salah satu kabupaten yang mampu memasoki kebutuhan beras hingga tingkat nasional," ujar Marwan.
Menurut Marwan, selama ini permasalahannya adalah dalam waktu satu tahun masyarakatnya hanya mampu memanen sawahnya satu kali, itu juga ketika curah hujan stabil. "Namun ketika musim kemarau, maka area persawahan yang bisa mencapai puluhan bahkan hingga ratusan hektare akan terbengkalai, itu dikarenakan tidak adanya irigasi atau bendungan yang berfungsi mengatur kebutuhan air sawah, begitu juga sebaliknya ketika musim penghujan, kerap kali ketika sawah baru saja ditanam padi, tiba-tiba hujan deras melanda hingga merubah sawah menjadi lautan sehingga padi yang baru berumur beberapa minggu mati dan terancam gagal panen," lanjut Marwan.
Masih kata Marwan, agar terwujudnya harapan masyarakat yaitu maksimalnya penanaman padi dalam waktu satu tahun pihaknya berharap agar pemerintah dapat memrioritaskan pembangunan-pembangunan yang berfungsi untuk pengairan area persawahan. Salah satunya pembangunan bendungan dan saluran irigasi di area persawahan. "Seperti yang sampai sekarang sangat diharapkan dapat terwujud adalah pembangunan Bendungan Waymahnai yang ditaksir mampu memasok kebutuhan air ditiga kecamatan yaitu Pesisir Selatan, Krui Selatan, dan Pesisir Tengah. Pengajuan dari masyarakat sudah dilakukan sejak puluhan tahun lalu, namun sampai sekarang tidak kunjung terwujud karena memang untuk mewujudkan pembangunan Bendungan Waymahnai memakan dana yang tidak sedikit," tutup Marwan.
sumber:
http://www.wartalambar.com/2013/05/kpb-ditaksir-jadi-lumbung-padi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar